Singkat tulisan di poster itu, namun cukup menjelaskan apa yang ingin disampaikan penulisnya. Menempel ditembok sebuah pabrik besar disebuah kawasan industri. Jalan yang bergelombang,rusak parah, kubangan lumpur menghias hampir setiap sisi jalan. satu truck kontainer sarat muatan kemarin teronggok lesu di sudut jalan akibat as rodanya patah terjebak lubang jalanan. kemacetan sudah jangan ditanya, volume besar kendaraan yang lalu lalang meningkahi sumpah serapah dari hampir setiap pengguna jalan.
Poster itu masih menempel disana, berlatar belakang clinker besar yang mengeluarkan asap mengepul diatasnya. Diam tak bergeming meski hampir setiap penumpang angkot tak henti menggunjingkannya . Ini toh jalan propinsi, begitu barangkali gumamnya. Jadi tak ada kewajiban buat menambal carut marut jalan didepannya.
Jalan rusak didepan pabrik semen itu memang bukan satu-satunya jalan yang rusak. Angkot bertrayek citeureup – wanaherang hafal betul sisi kerusakan jalan yang ada di jalur itu.musim hujan menjadi pelengkap kerusakan jalan. Yang ingin merasakan sensasi naik kuda pacuan, silahkan naik angkot jurusan citeureup –wanaherang atau sebaliknya, niscaya anda akan menikmati goyang oplosan ala angkot yang meliuk saat roda mobil melindas jalan yang berlubang.
Poster itu masih tetap menempel disana, tidak menghujat atau menyumpahi seperti sebagian besar pengguna jalan yang melintas di jalur itu. Tulisan singkatnya hanya sebuah ungkapan hati. Poster caleg yang menempel di tiang listrik seolah menertawakan. Jalanan masih seperti biasa, angkot,motor,truk dan kendaraan toh masih tetap melintas jalan seperti biasa. Perbaikan jalan bukan urusan saya, begitu barangkali gumaman hampir setiap pengguna jalan, jadi ya…nikmati sajalah…(sambil menahan perut yang terguncang di dalam angkot).
Home »
Catatan Pinggir
» Jalan fikiranku tak serusak jalanan ini...
Jalan fikiranku tak serusak jalanan ini...
Written By Abu Rifki on Senin, 10 Februari 2014 | 01.50
Label:
Catatan Pinggir
Posting Komentar