Latest Post
18.04
KUMPULAN APLIKASI DESA GRATIS
Written By Abu Rifki on Minggu, 07 Desember 2014 | 18.04
KUMPULAN APLIKASI DESA...
GRATISSSSSS .......
TINGKAT RT, RW, SAMPAI DESA/KELURAHAN
UNTUK DESA/KELURAHAN SE INDONESIA
DIAMBIL DARI BERBAGAI SITUS
ANDA TINGGAL MEMAKAINYA
TERSEDIA EBOOK DAN VIDEO
BERISI PANDUAN DAN TESTIMONY
DESA YANG MENGGUNAKAN
TAMPILAN USER FRIENDLY
INSTAL TINGGAL KLIK SAJA
ISI CD :
1. APLIKASI RT
2. APLIKASI RW
3. APLIKASI DESA/KELURAHAN
4. EBOOK TUTORIAL
5. VIDEO MANAGEMENT DESA TIK
OFFLINE DAN ONLINE (WEBSITE DESA)
DONASI Rp. 100.000
(UPDATE APLIKASI, PENGGANTI BURNING CD DAN ONGKIR)
CALL / SMS : 0813 1767 1651 / 0859 2143 6161
Perhatian :
Semua Konten (Tulisan dan Video) dari CD ini adalah hasil Browsing dan Download dari berbagai situs di Internet, Kami tidak memperjualbelikannya, Biaya yang dikenakan untuk pengganti Browsing,Download,Burning CD, dan Ongkos Kirim
GRATISSSSSS .......
TINGKAT RT, RW, SAMPAI DESA/KELURAHAN
UNTUK DESA/KELURAHAN SE INDONESIA
DIAMBIL DARI BERBAGAI SITUS
ANDA TINGGAL MEMAKAINYA
TERSEDIA EBOOK DAN VIDEO
BERISI PANDUAN DAN TESTIMONY
DESA YANG MENGGUNAKAN
TAMPILAN USER FRIENDLY
INSTAL TINGGAL KLIK SAJA
ISI CD :
1. APLIKASI RT
2. APLIKASI RW
3. APLIKASI DESA/KELURAHAN
4. EBOOK TUTORIAL
5. VIDEO MANAGEMENT DESA TIK
OFFLINE DAN ONLINE (WEBSITE DESA)
DONASI Rp. 100.000
(UPDATE APLIKASI, PENGGANTI BURNING CD DAN ONGKIR)
Screen Shoot
CALL / SMS : 0813 1767 1651 / 0859 2143 6161
Perhatian :
Semua Konten (Tulisan dan Video) dari CD ini adalah hasil Browsing dan Download dari berbagai situs di Internet, Kami tidak memperjualbelikannya, Biaya yang dikenakan untuk pengganti Browsing,Download,Burning CD, dan Ongkos Kirim
16.41
Mang Ence, Seniman sunda dari leuwinutug
Written By Abu Rifki on Kamis, 15 Mei 2014 | 16.41
Penampilannya sederhana, sesekali senyum mengembang dari mulutnya. Selintas ia seperti pedagang keliling lainnya. Menyusuri gang menjajakan kudapan ringan yang ditenteng rinjing kecil ditangannya. kesehariannya pun sederhana, namun yang dilakukan tak dapat disebut sederhana. Tak ada yang menyangka dibalik profesi pedagang asongan yang disandangnya ia sudah banyak menerbitkan tulisan di majalah dan surat kabar, dan uniknya tulisannya kebanyakan berbahasa sunda.
Mang ence, biasa disapa akrab lelaki berperawakan kecil ini. Sudah ratusan tulisannya dimuat di mangle, majalah mingguan berbahasa sunda. Lahir di cianjur selatan namun sudah tahunan menjadi warga leuwinutug, sehari-hari biasa menjajakan kue basah menyusuri jalanan dan gang di citeureup. ditemui saat berkeliling jualan ia menyampaikan keinginannya untuk menerbitkan seratusan antologi puisi yang ia buat, semuanya berbahasa sunda, luar biasa kan…
Ia mengaku prihatin melihat bahasa sunda lambat-laun mulai ditinggalkan, padahal itu warisan leluhur kita. Secara faktuil, perkembangan yang terjadi di masyarakat memang sangat mendukung kemungkinan tersebut. Tengoklah di kota-kota besar seperti Bandung dan Bogor, dua kota yang memiliki nilai strategis bagi orang Sunda. Bandung adalah ibukota Jawa Barat, satu-satunya propinsi yang identik dengan etnis Sunda di dunia ini. Maka kota Bandung seharusnya menjadi show room dan tolok ukur perkembangan budaya Sunda, termasuk bahasa Sunda.
Demikian juga Bogor, kota yang memiliki nilai historis penting bagi Orang Sunda, karena di sanalah konon letak Kerajaan Sunda dulu. Di kedua kota itu, kini, jumlah pengguna bahasa Sunda semakin lama semakin menyusut. Lihatlah di sekolah-sekolahnya. Di mall, di bioskop, di terminal, di bis, di kompleks-kompleks perumahan, di kantor. Anak-anak kecilnya, gadis-gadis cantiknya. Umumnya sudah jarang terdengar ada yang menggunakan bahasa Sunda, meskipun pastilah mayoritas mereka adalah etnis sunda.
Bila di kedua kota strategis itu saja, bahasa Sunda sudah mulai ditinggalkan para penggunanya, maka kita dapat memperkirakan dengan jelas bahwa masa depan bahasa yang sudah berumur lima abad itu memang sungguh suram. Juga di Tangerang, Bekasi, Depok, tempat-tempat dimana tentunya dulu mayoritas penduduknya adalah pengguna bahasa Sunda. Kini hampir tak terdengar lagi dangiang Sunda di sana.
Gejala ini terus menjalar, seganas penyakit menular, ke kota-kota lain di sekitarnya. Barangkali puluhan tahun yang akan datang, bahasa Sunda bisa jadi hanya dikenal sebagai "bahasa gunung", yang hanya dipergunakan oleh sekelompok komunitas aneh yang tingal di bukit-bukit terpencil, sebelum akhirnya mati tergerus zaman. Sayangnya, belum ada penelitian yang serius tentang ini, ungkapnya.
Gejala ini terus menjalar, seganas penyakit menular, ke kota-kota lain di sekitarnya. Barangkali puluhan tahun yang akan datang, bahasa Sunda bisa jadi hanya dikenal sebagai "bahasa gunung", yang hanya dipergunakan oleh sekelompok komunitas aneh yang tingal di bukit-bukit terpencil, sebelum akhirnya mati tergerus zaman. Sayangnya, belum ada penelitian yang serius tentang ini, ungkapnya.
Di cianjur ia biasa bergabung dengan komunitas budaya yang ada di kota tauco terebut, namun di bogor ia belum mengetahui keberadaan komunitas budaya terutama yang mengusung nilai-nilai kasundaan. Menulis buatnya sebuah kepuasan batin apalagi bahasa sunda. Bahasa ibu yang harusnya dijunjung dan dijaga.
Label:
Catatan Pinggir,
Desa Binangkit,
Desa Leuwinutug
20.01
Senyum di Saung Bitung
Written By Abu Rifki on Rabu, 14 Mei 2014 | 20.01
Dahulu kondisinya sungguh memprihatinkan, beberapa bagian atap banyak lubang menganga sehingga hujan dapat leluasa masuk menembus gubuk reyot beratap kusam. Tiang penyangga kondisinya juga tidak lebih baik. Beberapa sisi sudah habis dimakan rayap. Lantai kayu berderak saat kaki menapak.
Bagian belakangnya jangan ditanya, bahkan dapurnya saja dapat dimasuki anak kambing lewat bilik dapur yang menganga. Bagian yang difungsikan sebagai kamar mandipun sebetulnya tak layak buat disebut kamar mandi. Untuk buang air besar saja mesti rela berjongkok di selokan belakang rumah.
Tapi itu dahulu, beberapa tahun yang lalu. Saat bangunan yang tak layak huni itu tak tersentuh program desa yang namanya Rutilahu. Secarik proposal yang ditujukan ke Pabrik beton dengan conveyor yang hanya berjarak puluhan tombak dari gubug itu tak tergugah buat menurunkan satu sak semen pun buat menyangga bangunan yang nyaris roboh itu. lokasi yang masuk program desa binaan perusahaan multinasional itu tak sanggup buat memberi selembar bilikpun buat melindungi kakek renta beserta 15 anak asuhnya dari tempias hujan yang menimpa gubuknya.
Ironisnya bantuan justru datang dari luar, Abah Muna yang dahulu pernah menorehkan jasa di wilayah ini tak membuat orang-orang di Kawasan industri ini bergeming buat membantunya. Namun itu semua tak lebih penting dibanding Saung bitung yang dulu diinginkannya kini dapat menjelma berkat uluran para dermawan. Nyala lampu dimalam hari sudah benderang menerangi bangunan baru bercat hijau muda itu. Tak ada lagi cerita nyantol listrik ke tetangga karena ada aghniya yang menanggung pulsa listrik bulananya.
Senyum Abah Muna bersama 15 yatim asuhannya semakin melebar selebar tikar yang terhampar di majlis barunya. Mengiringi lantunan puji dan do’a buat para dermawan yang Tuhan kirimkan buatnya. Saung Bitung ditengah sawah, dihandapna aya kulah, tong bingung tong susah, keur merjuangkeun agama Allah.
Label:
Catatan Pinggir,
Desa Binangkit,
Desa Pasirmukti
16.17
Lebih dekat mengenal Wakapolsek Citeureup
Written By Abu Rifki on Selasa, 13 Mei 2014 | 16.17
“jadi Polisi itu tanggung jawabnya 24 jam,dari bangun tidur sampai mau tidur,” demikian ucap Wakapolda Citeureup, AKP Wawan Wahyudin,SH saat ditemui di ruang kerjanya,Mapolsek Citeureup. “ seringkali kita sebagai Polisi kehilangan hari-hari bersama keluarga,saat-saat lebaran kadang masih harus di lapangan untuk pengamanan,” tambahnya.
Menjabat 2 periode sebagai Kapolsek di Kota Bogor membuatnya memiliki bekal pengalaman memimpin Mapolsek. Bapak beranak satu ini selalu menekankan kepada jajarannya agar selalu melayani masyarakat dengan baik, siap dihubungi kapanpun saat dibutuhkan. Pernah ia dan keluarga baru saja duduk di sebuah biokop untuk menonton film, namun ia harus sssegera pergi karena ada panggilan tugas lewat handphonenya.
Rasio perbandingan personil polisi dan masyarakat dikita itu jauh tak berimbang. Rasio perbandingan jumlah polisi dinegara maju seperti jepang berkisar 1 polisi berbanding 250 orang. sedangkan di Indonesia masih satu berbanding 2500 hingga 3500 orang masyarakat umum, sehingga wajar banyak yang mengeluhkan kinerja polisi kita, ungkapnya.
Ramah,santai..itulah kesan yang didapat dari Pelayan Masyarakat ini. Dengan semangat ia menjelaskan tentang struktur kerja Mapolsek secara keseluruhan. Dari mulai Kapolsek hingga Babinmas yang bertugas di Desa dan Kelurahan. Ada 70 orang personel polisi yang disiagakan di Mapolsek Citeureup.
Ia menepis anggapan sebagian orang yang menganggap bahwa untuk menjadi Polisi harus punya uang banyak. Ia berasal dari keluarga yang sederhana. Pria berkelahiran bandung ini tak sungkan mengakui masa mudanya sebagai sopir angkot sebelum menjadi polisi.Untuk membiayai sekolahpun mesti nyambi jadi sopir angkot hingga bekerja serabutan. Namun itu semua menjadi pengalaman berharga buatnya. Bahkan naluri pekerja keras yang dimilikinya ditularkan kepada keluarganya. Istrinya hingga kini berjualan ayam potong di daerah bogor.
Pendekatan yang ia lakukan kepada masyarakat cukup efektif. Ia kerap membantu kebutuhan calo-calo yang ada disekitar kediamannya. Tak segan ia memberikan cicilan murah untuk kebutuhan rumah tangga sseperti tv,kulkas,kepada calo-calo prapatan. Dari situ terjalin hubungan yang baik, jadi Polisi itu harus disukai masyarakat bukan sebaliknya, begitu ujarnya.
Suka duka menjadi polisi sudah banyak ia rasakan. Ia berharap dapat menjadi panutan minimal buat keluarganya, buat anaknya yang kini semester tiga di IPB Bogor. Ia akan terus menyampaikan tugas dan wewenang polisi kepada setiap jajarannya, harapannya Polisi dapat melayani Masyarakat dengan sebaik-baiknya.
Label:
polsek citeureup
00.47
Aksi Sosial Kelompok Pengamen Jalanan Jagorawi
Written By Abu Rifki on Senin, 12 Mei 2014 | 00.47
Dentingan gitar diselingi gesekan biola meningkahi aksi siang itu. Di halaman komplek Kecamatan Citeureup, minggu, 11 mei 2014, beberapa pengamen jalanan yang tergabung dalam Komunitas Pengamen Jalanan Jagorawi menggelar event bertajuk Ulang Tahun Kelompok Pengamen Jalanan Jagorawi.
Ulang Tahun ke 18 tersebut dihadiri oleh hampir semua Pengamen yang biasa mangkal di jagorawi. Dalam kegiatan hari itu digelar acara Pagelaran Musik dan santunan anak yatim. Mereka yang biasa ngamen di Bis kota maupun dijalan hari itu manggung bergantian dengan sesama pengamen lainnya. Genre music yang dibawakan pun beragam, dari pop,blues,dll.
Suasana terasa mengharukan saat beberapa pengamen dengan penampilan anak jalanan memberikan santunan kepada warga kurang mampu. Moment ini sebagai bentuk kepedulian mereka kepada yatim dan dhuafa.
Saat ditemui disela acara, adi, ketua Komunitas Pengamen jalanan menyatakan kegiatan tersebut sebagai ajang silaturahmi antar pengamen jalanan. Pemuda yang juga aktivis Sekolah anak jalanan (SENJA) ini mengungkapkan keprihatinannya pada anggapan miring sebagian masyarakat yang menganggap sebelah mata pada pengamen jalanan.
Hadir dalam acara tersebut Bapak Sungkono, merupakan bapak asuh dari komunitas Pengamen jalanan jagorawi. Ketertarikannya berawal dari rasa simpatinya pada para pengamen di jagorawi. Menurutnya dibalik penampilannya yang liar tersimpan potensi yang bagus untuk dikembangkan. Dalam beberapa event malah anak-anak itu menyabet beberapa prestasi.
Meski acara tersebut tidak dihadiri perwakilan dari Kecamatan namun peserta Nampak menikmati acara. Beberapa pengamen berharap event ini dapat lebih meningkatkan silataruhmi antar pengamen jalanan.
Photo lebih lengkap Klik disini
Label:
Catatan Pinggir,
Kel. Puspanegara
19.42
Profil Desa Sanja
Written By Abu Rifki on Jumat, 09 Mei 2014 | 19.42
Desa Sanja adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor dengan luas wilayah 223 Ha berbatasan dengan :
Sebelah Utara berbatasan dengan : Desa Karang Asem Timur dan
Kelurahan Karang Asem Barat
Sebelah Timur berbatasan dengan : Desa Sukahati
Sebelah Selatan berbatasan dengan : Desa Leuwinutug
Sebelah Barat berbatasan dengan : Kecamatan Cibinong
· Ketinggian dari permukaan laut 130 DPL
· Curah Hujan 2,564 mm/Tahun
· Kelembaban dengan suhu rata-rata 27 0C
· Bentuk wilayah berupa Daratan
Jarak Pemerintah Desa ke :
· Ibu kota Kecamatan : 2 Km
· Ibu Kota Kabupaten : 12 Km
· Ibu Kota Provinsi Jawa Barat : 167 Km
· Ibu Kota Negara RI : 57 Km
Wilayah administrasi terdiri dari :
· Jumlah Dusun : 3 Dusun
· Jumlah Rukun Warga (RW) : 6 RW
· Jumlah Rukun Tetangga (RT) : 32 RT
B. KEPENDUDUKAN
Jumlah Penduduk
· Jumlah Kepala Keluarga (KK) : 3.731 KK
· Jumlah Penduduk : 14.247 orang
· Jumlah Laki-laki : 5.999 orang
· Jumlah Perempuan : 8.248 orang
Jumlah wajib KTP :
· Wajib KTP : 9.334 orang
· Sudah memiliki KTP : 7.816 orang
· Belum memiliki KTP : 1.518 orang
Anggkatan Kerja dan kepadatan penduduk :
· Angkatan kerja Produktif : 9.223 orang
· Angkatan kerja tidak produktif : 1.025 orang
· Rata-rata Kepadatan penduduk : orang/Km
· Rata-rata Penyebaran penduduk : orang/Km
Mata pencaharian penduduk :
· Petani : 28 orang
· Buruh Tani : 12 orang
· Pengusaha Kecil : 12 orang
· Pengrajin : 14 orang
· Buruh Industri/Pabrik : 460 orang
· Buruh Bangunan : 164 orang
· Pedagang : 365 orang
· Pengemudi : 24 orang
· Pegawai Negeri Sipil : 58 orang
· ABRI : 3 orang
· POLRI : 3 orang
· Pensiunan/Purna/Veteran : 28 orang
Penduduk berdasarkan kewarganegaraan :
· Warga Negara Indonesia : 14.247 orang
· Warga Negara Asing : - orang
· Warga Negara Indonesia Keturunan : - orang
Penduduk berdasarkan Agama :
· Islam : 13.882 orang
· Khatolik : 156 orang
· Protestan : 159 orang
· Hindu : 29 orang
· Budha : 21 orang
Penduduk berdasarkan tingkat pendidikan :
· Belum Sekolah : 1.312 orang
· Tidak tamat SD/Sederajat : 42 orang
· Tamat SD/Sederajat : 2.711 orang
· Tamat SLTP/Sederajat : 1.376 orang
· Tamat SLTA/Sederajat : 1.634 orang
· Tamat DI – D III : 69 orang
· Tamat S1 : 54 orang
· Tamat S 2 : 2 orang
Penduduk usia hak Pilih :
· Jumlah Hak Pilih : 8. 215 orang
· Laki – laki : 4.167 orang
· Perempuan : 4.048 orang
C.PENGUNAAN TANAH SESUAI PERUNTUKANNYA.
1. Tanah sawah/Tadah Hujan :
· Sawah Tadah Hujan : 1,2 Ha
· Kolam/Empang : 2,2 Ha
2. Lahan Kering :
· Pemukiman/Perumahan : 150,6 Ha
· Pekarangan : 19 Ha
· Industri : 39,2 Ha
· Perkantoran : 19 Ha
· Tempat Pemakaman Desa : 9,6 Ha
· Lain – lain : 4,4 Ha
D.SARANA KEAGAMAAN
1. Sarana Agama Islam :
· Masjid : 9 buah
· Musholah/Surau : 15 buah
· Majlis Talim : 15 buah
2. Gereja : - buah
3. Vihara : - buah
4. Kuil : - buah
E. PEMERINTAHAN
1. Sarana Pemerintahan :
· Kantor Kepala Desa : 1 buah
· Rumah Dinas Kepala Desa : - buah
· Kantor BPD : - buah
2. Sarana Wilayah :
· Sungai /Kali : 2 buah
· Pompa Air/Sumur : 1.285 buah
3. Sarana Perekonomian :
· Toko : 12 buah
· Warung Langsam : 72 buah
· Mini Market/Swalayan : 3 buah
· Rumah makan Minang : 6 buah
· Rumah Makan Tegal /Warteg : 4 buah
· Rumah Makan Sunda/Warsun : 3 buah
· Warung Kopi/Warkop : 4 buah
· Kantor Pos : 1 buah
· Toko Matrial/Bangunan : 6 buah
· Servic Electronik : 4 buah
· Bengkel Motor : 4 buah
· Bengkel Mobil : 2 buah
· Penjahit Pakaian : 6 buah
· Bengkel Las Listrik/Karbit : 2 buah
· Agen Minyak Pelumas : 1 buah
· Agen Minyak Tanah : 2 buah
· Agen Gas Elfiji : 2 buah
· Kedai Jamu : 2 buah
· Depot Isi Air Ulang : 4 buah
· Studio Musik : 1 buah
· Dealer Motor : 2 buah
· Conter Vocer/Pulsa : 14 buah
· Penyewaan Playstation : 3 buah
· Tukang Cukur : 3 buah
· Salon Kecantikan : 3 buah
4. Sarana Kesehatan :
· Puskesmas (Pustu) : 1 buah
· Poliklinik : 1 buah
· Praktek Bidan : 3 buah
· Posyandu : 9 buah
· Pijat Tradisionil : 2 buah
· Prakter Dokter Umum : 1 buah
5. Sarana Pendidikan :
· SD.Negeri : 4 buah
· SD.Swasta : 1 buah
· SMP Swasta : 1 buah
· MTS : 1 buah
· TPA : 4 buah
· Madrasah Diniah (MD) : 2 buah
· Pondok Pesantren /Kobong : 3 buah
· PAUD : 2 buah
F. APARATUR
1.Perangkat Desa :
· Kepala Desa : 1 orang
· Sekretaris Desa : 1 orang
· Kepala Urusan : 6 orang
· Pelaksana : 1 orang
Label:
Desa Sanja